Wacana terbaru tentang UKG adalah ada
beberapa wali murid yang ingin hasil UKG tersebut dibagikan secara
terbuka kepada wali murid. Pasalnya, dengan begitu wali murid dapat
mengetahui kualitas guru yang mengajar anak-anak mereka. Ramainya kabar
yang membeberkan hasil UKG pada tahun lalu bahwa dari sekitar 1,6 juta
guru hanya sekitar 192 guru yang memperoleh rentang nilai 90-100
mendatangkan kecewasan tersendiri bagi wali murid. Mereka mulai
meragukan kemampuan guru yang selama ini mendampingi anaknya belajar di
sekolah.
Jika
memang UKG bertujuan untuk pemetaan kompetensi guru. Harusnya hal ini
tidak ada hubungannya dengan wali murid. Ada batasan-batasan yang perlu
dan tidak perlu diketahui oleh wali murid tentang background guru
pengajarnya. Hasil UKG yang tidak semua guru mendapat nilai bagus hanya
akan menjadi olo-olokkan warga.
Seperti yang kita rasakan akhir-akhir ini wibawa guru di hadapan wali murid mulai diremehkan. Banyak orang tua yang tidak respect terhadap
keberadaan guru. Bahkan tidak sedikit wali murid yang cuek terhadap
gurunya. Jangankan mau diajak berkomunikasi. Untuk sekadar menyapa saat
berjumpa saja orang tua seakan enggan dan tak peduli.
Maka
dari itu, tidak ada hubungannya hasil UKG dengan orang tua murid.
Karena UKG tidak memiliki tujuan yang langsung berhubungan dengan siswa.
Bahkan Sulistyo juga menegaskan bahwa tidak adil jika kualitas soal UKG
disamakan dengan guru honorer.
Posting Komentar