Selamat sore Bapak/Ibu guru. Minggu ini dan minggu depan adalah hari-hari yang cukup melelahkan bagi sebagian besar guru. Mengapa demikian? Setelah beberapa hari yang lalu para guru sibuk mengawasi ulangan akhir semester. Tibalah saatnya Bapak/Ibu guru menuliskan hasil belajar siswa yang biasa kita kenal dengan istilah "rapor".
Rapor merupakan dokumen tertulis yang wajib divuat seorang guru sebagai hasil evaluasi guru.
Jika kita polos-polosan sebagai seorang guru. Tentu hasil ulangan, tugas, UTS, dan UAS dihitung serta merta sebagai data mati. Artinya, jika seorang anak mendapat nilai rata-rata akhir 45. Maka nilai 45 itulah yang ditampilkan di kolom rapor.
Tapi setegakah itukah hati kita sebagai seorang guru Sebagai seseorang yang harus mengagungkan reward dibandingkan punishment, guru harus hati-hati. Anak adalah permata yang harus dikembangkan harapannya, bukan malah dipojokkan pada situasiyang berhubungan dengan kemampuannya.
Perbedaan kemampuan anak dalam menerima materi adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari. Tapi terlepas dari itu nilai anak harus ditoling. Apalagi ini baru semester 1. Guru belum dapat membuat simpulan anak tinggal atau naik kelas. Hasil belajar anak di semeater 2 memberikan pengaruh besar terhadap putusan anak naik kelas atau tidak Sebagai guru kita tidak boleh pesimia.
Posting Komentar