![]() |
Aji Sofanudin (kiri) usai ujian saat foto bersama keluarga di kampus PPs Unnes. |
Semarang, Harianguru.com – Aji
Sofanudin, S.Pd.I, MSi, pada Senin (24/10/2016), berhasil mempertahankan
disertasinya berjudul “Model Inovasi Pendidikan Berorientasi Mutu Pada
Madrasah Ibtidaiyah (Studi pada Madrasah Partnership, Madrasah
Berbasis Pesantren, dan Madrasah Model)”
dalam sidang tertutup di gedung G11 Pascasarjana Unnes, kampus Bendan,
Semarang.
Dijelaskan dia, bahwa penelitiannya
tersebut menggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
Metode kualitatif yang digunakan adalah studi fenomenologi.
“Penelitian
ini menggunakan multi-case studies pada 3 madrasah ibtidaiyah, yaitu MI Sunniyah
II Selo Grobogan, MI Wahid Hasyim Yogyakarta, dan MIN Malang 1 Kota Malang.
Pemilihan dan penentuan lokasi tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa
pertimbangan (1) kategorisasi madrasah ibtidaiyah yang dibuat oleh Direktorat
Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI, (2) nilai akreditasi, (3) situasi
sosial madrasah ibtidaiyah,” papar Aji Sofanudi kepada Harianguru.com,
Rabu (26/10/2016).
Dalam ujian tertutup tersebut, Aji mempertahankan disertasinya di hadapan tim
penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum (Ketua), Prof. Dr.
Achmad Slamet, M.Si (Sekretaris), dengan para anggota sebagai berikut (1) Prof.
Dr. Fathur Rokhman, M.Hum (Promotor), (2) Prof. Dr. Wasino, M.Hum
(Co-Promotor), (3) Prof. Dr. Rusdarti, M.Si (Anggota Promotor), (4) Prof. Dr.
Fatah Syukur, M.Ag (Penguji Eksternal), (5) Prof. Dr. Haryono, M.Psi (Penguji),
(6) Prof. Dr. rer nat Wahyu Hardyanto (Penguji), dan (7) Dr. Titi Prihatin,
M.Pd (Penguji).
“Fokus
penelitian ini adalah mengungkap bagaimana model inovasi pendidikan
berorientasi mutu pada Madrasah Ibtidaiyah Sunniyah II Selo Grobogan, MI Wahid
Hasyim Yogyakarta, dan MIN Malang 1 Kota Malang,” papar pria kelahiran Tegal, 17 Desember 1978 tersebut.
Fokus penelitian ini,
lanjut Aji, meliputi menjadi 4 aspek, yaitu (1) orientasi mutu,
(2) bentuk inovasi, (3) faktor pendukung dan penghambat inovasi, serta (4)
karakteristik model inovasi. “Penelitian
ini menempuh tahapan penelitian sebagai berikut:
(1) studi persiapan orientasi, (2) studi eksplorasi umum, dan (3) studi
eksplorasi terfokus,” beber magister jebolan Pascasarjana Universitas
Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
tersebut.
Diterangkan dia, bahwa dalam
penelitiannya tersebut, pada MI
Sunniyah II Selo Grobogan menerapkan top down innovation model, di mana
inovasi muncul karena adanya kebijakan pemerintah. Pada MI Wahid Hasyim Yogyakarta menerapkan bottom
up innovation model, di mana inovasi muncul dari bawah yakni dari satuan
pendidikan itu sendiri.
“Pada MIN Malang 1 Kota Malang menerapkan top down and bottom up
innovation model, di mana gagasan inovasi bisa muncul dari atas yakni dari
kementerian Agama, bisa juga dari bawah yakni dari satuan pendidikan itu
sendiri,” ungkap Peneliti Muda pada Balai Penelitian dan Pengembangan Agama
Semarang, bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan tersebut.
Aji
Sofanudin adalah salah satu mahasiswa studi Program S-3 Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2013. Dari angkatannya tersebut, baru
dia yang sudah ujian tertutup dan berhasil mempertahankan disertasinya. Ia
mengatakan, bahwa selangkah lagi dan tinggal menunggu jadwal ujian promosi
doktor yang sampai berita ini ditulis masih diproses pihak kampus.
“Alhamdulillah, IPK saya 4,0 dan dari angkatan saya baru saya yang sudah
ujian,” pungkasnya. (Red-HG99).
Posting Komentar