Pekalongan, Harianguru.com – Sebanyak
58 calon dosen (cados) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pekalongan itu,
mengikuti seleksi tahap III dengan materi tes Micro Teaching di gedung PCNU
Kabupaten Pekalongan, Minggu (29/1/2017). Para cados tersebut datang dari
berbagai daerah yang sudah lolos seleksi tahap I dan tahap II.
Drs. KH. Muslikh Hudlori, MSI,
Ketua PCNU Kabupaten Pekalongan, menjelaskan bahwa dalam rangka pendirian
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pekalongan, dibutuhkan dosen berkualitas dan
sefaham dengan nilai-nilai Aswaja dan visi-misi organisasi NU. Hal itu ia
jelaskan dalam pembukaan seleksi tahap III calon dosen UNU Pekalongan di kantor
PCNU Kabupaten Pekalongan, Minggu (29/1/2017).
“Proses ini dilakukan, agar kami
bisa menggali himmah dari Bapak dan Ibu semua. Kami tidak hanya memahami Bapak dan
Ibu hanya mencari sebuah pekerjaan, tetapi saya akan melihat sejauh mana,
keinganan Bapak Ibu menjalankan himmah di NU sebagai organisasi yang besar ini.
Apalagi di Indonesia sekarang serba kompetitif, makanya kami membutuhkan teman
kerja, baik dari Rektorat sampai karyawan, harus satu gelombang, satu visi,
satu misi. Gelombang boleh sama, tapi visi dan misi kadang berbeda. Visi misi
sama, tapi kadang gelombangnya beda. Oleh karena itu, kami harap semua calon
dosen UNU Pekalongan bisa sepaham dengan nilai-nilai Aswaja yang selama ini
menjadi pedoman NU,” kata Kiai Muslikh di hadapan puluhan peserta seleksi.
Pihaknya juga mengucapkan terima
kasih atas keseriusan peserta seleksi calon dosen UNU Pekalongan yang sudah
melaksanakan tes tahap demi tahap yang sampai hari ini sudah memasuki tahap
terakhir yaitu micro teaching.
“Apa yang menjadi harapan kami
tidak akan terlaksana tanpa adanya Mas, Mbak atau Bapak dan Ibu yang mengikuti
seleksi ini. Yang kedua, saya ucapkan selamat karena Anda lolos tahap pertama
dan kedua lolos. Karena, tidak semua peserta bisa lolos tahap pertama dan tahap
kedua bisa dilampaui. Sebab, data kemarin, pemalar yang masuk ada 360, kemudian
menjadi 250 dan kini menjadi 58,” beber Drs.KH. Muslikh Hudlori, MSI saat
memberi pengarahan dalam pembukaan tes micro teaching tersebut.
Kita juga membuka lagi, kata dia,
untuk prodi teknik sampai seminggu dan berakhir sampai 31 Januari 2017 besuk.
“Kami sampaikan, mudah-mudahan ini menjadi amal ibadah kami dan saudara semua
dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai akademik, nilai-nilai keagaman yang
akan kita tuangkan nantinya,” lanjut dia.
Selanjutnya, kata dia, kenapa sih
tes ini kita lakukan tahap demi tahap, padahal UNU Pekalongan belum lahir.
“UNU-nya belum lahir dan masih dalam kandungan dan masih kita periksakan di
Jakarta. Saya ini bolak-balik ke Jakarta mengurus pendirian UNU, tadi malam
saya juga baru datang dari Jakarta. Tapi saya juga sudah diundang di Jakarta
untuk seminar perguruan tinggi se Indonesia, padahal UNU belum lahir. Kami juga
sebulan yang lalu, diminta mengirimkan lima dosen, padahal dosennya belum ada,”
beber Kiai Muslikh.
Mudah-mudahan ini, kata dia,
menjadi sinyal bahwa UNU Pekalongan akan semakin baik. “Di Jam’iyah Nahdlatul
Ulama Pekalongan ini, perlu kami sampaikan bahwa kami sebelumnya juga sudah
mengelola UT, kami juga dapat hibah dari Politeknik Batik Pekalongan, ini sudah
berjalan. Tapi saya menginginkan UNU, makanya kami membutuhkan SDM dengan
menjaringan dosen sebanyak-banyaknya, yang diseleksi tahap demi tahap agar
memiliki nilai akademik yang bagus, profesionalitas dan kompetensi yang
memadahi,” tandas dia.
Sebab, kata dia, sekeras apapun
usaha kami ini, kalau tidak ada bantuan dari Bapak dan Ibu selaku dosen,
tentunya kami akan hampa. “Jadi mohon dimaklumi, kami memang agak berbelit-belit.
Sudah berbelit-belit, tidak dikasih makan pula. Jadi mohon maaf, kalau soal
makan, bilangnya sama Pak Muhlisin saja,” beber dia.
Pihaknya selaku Ketua PCNU
Pekalongan juga menambahkan, bahwa UNU Pekalongan saat ini masih dalam proses
perizinan di Kemenristek Dikti. Oleh karena itu, sampai saat ini masih
menyiapkan tenaga pendidik yang disiapkan untuk visitasi sebagai salah satu
syarat izin operasional dari Kemenristek Dikti.
Ia juga mengatakan, salah satu
syarat pendirian UNU adalah menjaring dosen. “UNU Pekalongan saat ini masih
dalam proses. Mudah-mudahan tidak panjang. Rasionalitasnya, Bapak dan Ibu nanti
setelah lolos juga masih menunggu dapat izin dari Dikti. Kalau UNU hadir dulu,
itu tidak mungkin. Cari dosen, baru bisa hadir karena menjadi syarat
pendirian,” imbuh dia.
Jadi nanti, katanya, kalau Bapak
dan Ibu kami undang visitasi juga harus siap dan hadir di sini. “Betul apa
tidak ini ada orangnya, kami tidak menginginkan universitas yang ‘abal-abal’.
Maksudnya ‘abal-abal’ itu bagaimana, ijazahnya beli. Di Jakarta itu banyak,
jadi ketika pencarian dosen seolah-olah siap. Tapi begitu visitasi, orangnya
tidak ada, kita ini tidak mau yang demikian. Nanti kalau ada undangan visitasi,
Bapak dan Ibu harus siap. Jadi, Bapak dan Ibu positif thinking saja dengan kami
karena kami juga serius. Karena tugas kami kan menyampaikan kabar baik dan
kurang baik yaitu Basiran wanadira, makanya
ini saya sampaikan di awal,” jelasnya.
Jadi, kata dia, tahapannya memang
seperti itu. “Saya yakin, insyaallah
lah, izinnya keluar tidak akan lama. Walaupun ada yang mengatakan, proses
perizinan perguruan tinggi itu ada yang satu tahun, dua tahun, bahkan ada yang
hilang tidak jelas. Ini juga bocoran dari Kemenristek Dikti, karena banyak
teman-teman PBNU yang kerja di sana. Mudah-mudahan UNU Pekalongan izinnya
segera keluar dan lancar, amin,” papar dia sekaligus membuka tes micro teaching
tersebut.
Sementara itu, panitia juga
mengumumkan, bahwa pengumuman seleksi tahap terakhir tersebut akan diumumkan
pada 28 Februari 2017 mendatang. Sampai 31 Januari 2017, UNU Pekalongan juga
membuka kembali lowongan dosen untuk Prodi Teknik Mesin Otomotif, Teknik
Informatika, Teknik Produk dan Perawatan, Teknik Otomasi Industri dan Akuntansi
Lembaga Keuangan Syariah.
Sementara it, dalam pengarahannya,
Ketua Tim Seleksi Penerimaan Dosen UNU Pekalongan, Dr H Muhlisin, MAg,
mengatakan bahwa peserta yang lolos dalam seleksi micro teaching adalah mereka
yang lolos tahap administrasi dan tes tertulis. “Hari ini adalah tes micro
teaching, di mana Anda semua nanti diminta untuk mengeksplorasi, seluruh
kompetensi yang dimiliki, melalui uraian tertulis maupun paparan secara transformatif
di kelas. Uraian tertulis, kemarin Anda sudah diberi tahu untuk membuat Silabus
dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP),” beber dia di gedung PCNU Pekalongan Jalan
Karangdowo Nomor 9 Kedungwuni, Pekalongan tersebut.
Silabus adalah, kata dia, gambaran umum,
potret tentang rentetan kompetensi yang akan disampaikan dalam sebuah mata
kuliah dan itu berlangsung untuk satu semester. “Sedangkan SAP adalah salah
satu pokok kajian, atau kompetensi dasar yang akan disampaikan dalam sebuah
pertemuan perkuliahan,” ujar Muhlisin yang juga Direktur Program Pascasarjana
IAIN Pekalongan tersebut.
Oleh karena itu, kata dia, Anda
nanti bertugas untuk mengeksplorasikan tentang satu standar atau kompetensi
atau satu SAP yang itu menjadi salah satu dari kumpulan SAP dari seluruh
Silabus. “Jadi kalau dalam Silabus itu ada sepuluh pokok bahasan, maka itu ada
10 pertemuan. Dan Anda cukup mengeksplorasi satu pokok bahasan,” lanjut dia di
hadapan puluhan cados tersebut.
Ia juga menandaskan, bahwa
penilaian SAP dan Silabus yang dirancang calon dosen UNU Pekalongan diberi
nilai 40 persen. “Sementara pembelajaran dan praktik micro teaching diberi
nilai 60 persen. Itu sudah menjadi kelaziman dalam seleksi di perguruan tinggi
yang bereputasi. Jadi kita ini menggunakan tradisi-tradisi dari perguruan
tinggi yang bereputasi. Sehingga, Anda betul-betul harus menyiapkan diri,”
beber dia.
Dalam teknis micro teaching,
Muhlisin membeberkan tiap prodi disendirikan. Artinya, tiap calon dosen di tiap
prodi melakukan praktik di tiap-tiap prodi yang diuji oleh dua tim penguji dan
mahasiswa dari Universitas Terbuka (UT). Pihaknya juga menjelaskan, tim penguji
diambil dari Undip, IAIN Pekalongan dan dari Purwokerto dan sejumlah perguruan
tinggi lain yang sesuai dengan latar belakang keilmuwan. (Red-HG99/Ibda).
Posting Komentar