Kemampuan Literasi Jadi Bekal Kesuksesan Hidup Siswa
![]() |
Berani!. Tampak siswa mengangkat tangan menjawab
pertanyaan dari Vice president RTI Melinda Taylor saat mengajar siswa kelas 3
SDN Ngoto dengan buku besar dalam kunjungannya.
|
Yogyakarta, Harianguru.com - Melinda
Taylor, Vice President International Education, Research Triangle Institute
(RTI) International, Amerika, terkesan dengan pelaksanaan pembelajaran aktif di
SDN Ngoto, Sleman, Yogyakarta. Dia mengunjungi SDN Ngoto, salah satu sekolah
mitra Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terkait program kerja sama dengan
USAID PRIORITAS, Jumat (10/2). Fasilitator USAID PRORITAS dan dosen-dosen UNY
telah melatih dan mendampingi para guru menerapkan pembelajaran yang membuat
siswa belajar lebih aktif, menghasilkan karya dalam pembelajaran, dan
meningkatkan keterampilan literasi siswa.
Di kelas 1, Melinda melihat guru yang sedang mengajar membaca bersama
dengan buku besar. Buku berukuran besar tersebut berhasil menarik perhatian dan
ketertarikan siswa membaca. Pada setiap halaman ada tulisan dan gambar yang
sesuai dengan isi tulisan tersebut. Melalui buku besar, guru melatih kemampuan
siswa untuk memprediksi, belajar tanda baca, dan memahami isi bacaan. Bahkan
Melinda, juga ikut mengajak siswa membaca bersama, yang disambut antusias oleh
siswa.
Sementara di kelas 3, Melinda melihat guru yang sedang melaksanakan
kegiatan membaca terbimbing pada kelompok kecil (lima siswa) yang memiliki
kemampuan membaca sama. Siswa dibimbing untuk belajar memahami isi buku. Siswa
diminta membaca buku halaman per halaman secara bergantian dan menceritakan
gambar yang ada di halaman tersebut dengan kata-kata siswa sendiri. Kemudian
guru memberi pertanyaan yang terkait dengan isi buku yang dibaca siswa. Di
akhir pembelajaran, siswa diminta menceritakan kembali isi buku yang sudah
dibacanya.
“Buku bacaan berjenjang digunakan guru untuk melatih siswa memahami isi
buku dan sekaligus menumbuhkan minat membaca siswa. Kegiatan ini bila
dibudayakan akan meningkatkan kemampuan literasi yang bermanfaat bagi siswa
untuk mempelajari mata pelajaran lainnya dan menjadi bekal untuk kesuksesan
hidupnya di masa depan,” kata Melinda di sela-sela kunjungannya.
Buku bacaan berjenjang adalah buku yang digunakan guru sebagai alat bantu
belajar untuk membimbing kelompok siswa sesuai tingkat kemampuan membaca dalam
pembelajaran membaca di kelas awal di SD dan MI, terutama untuk meningkatkan
keterampilan membaca dan menumbuhkan minat baca siswa. “USAID melalui program
PRIORITAS menghibahkan lebih dari 8 juta buku bacaan berjenjang ke 13.000
sekolah dan madrasah. Untuk Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta ada lebih dari
2.100 SD dan MI telah mendapatkan buku ini. Setiap sekolah mendapat lebih dari
600 buku bacaan berjenjang dan 8 buku besar,” kata Stuart Weston, Direktur
Program USAID PRIORITAS yang mendampingi Melinda dalam kunjungannya ke SDN
Ngoto.
SDN Ngoto juga digunakan oleh UNY menjadi tempat praktik mengajar
mahasiswa. Menurut Unik Ambarwati, dosen UNY, setelah bermitra dengan USAID
PRIORITAS, dia rutin mendampingi para guru sekolah mitra UNY dalam menerapkan
pembelajaran aktif. Mahasiswa juga dilibatkan untuk melakukan observasi
pembelajaran, mengembangkan media pembelajaran dan budaya baca bersama guru,
serta mempraktikkan pembelajaran inovatif bersama guru di kelas.
“Kemitraan ini sangat bermanfaat untuk memberikan pengalaman kepada
mahasiswa praktik mengajar di sekolah yang sudah menerapkan pembelajaran aktif
dan budaya baca. Kalau mahasiswa sudah menjadi guru, mereka sudah terbiasa
menerapkan pembelajaran aktif dan mengembangkan budaya baca,” tukas Unik.
Puji Pembelajaran Aktif di SMPN 1 Yogyakarta
Melinda Taylor juga mengunjungi SMPN 1 Yogyakarta, salah satu SMP lab UNY
yang terkait program kemitraan dengan USAID PRIORITAS. Dia melihat siswa kelas
7 yang sedang belajar IPA dengan melakukan percobaan menemukan kadar amilum
pada daun yang terkena sinar matahari langsung dan yang tidak terkena langsung.
Dia juga melihat siswa kelas 8 yang belajar bahasa Indonesia dengan
mempresentasikan video buatan sendiri yang isinya memperlihatkan kegiatan
diskusi setiap kelompok tentang masalah yang saat ini sedang hangat diberitakan
media massa. ”Pembelajaran aktif ini membuat siswa mampu mengembangkan potensi
terbaiknya,” kata Melinda.
Niken Sasanti, kepala SMPN 1 Yogyakarta, menyebut sekolahnya kini telah
banyak berubah setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari USAID PRIORITAS
dan UNY. ”Para guru sudah menerapkan pembelajaran aktif dan memfasilitasi siswa
untuk belajar dengan lebih banyak melakukan percobaan, memecahkan masalah,
menghasilkan hasil karya dalam pembelajaran kreatif, dan berani berpresentasi,”
kata Niken.
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun (2012-2017) bantuan USAID, untuk
meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas di Indonesia.
Program ini bermitra dengan 17 LPTK dan 31 LPTK Konsorsium yang tersebar di 9
provinsi. Program ini telah melatih lebih dari 29.000 SD/MI dan SMP/MTs di
hampir 100 kabupaten/kota di 9 provinsi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca yang menjangkau lebih
dari 171.000 guru dan kepala sekolah, dan bermanfaat untuk lebih dari 6,9 juta
siswa. (Red-HG99/Hms).