![]() |
Pondok Pondok Baca hasil kerjasama dengan komite dan masyarakat. |
Semarang, Harianguru.com
- Merebaknya isu tentang pungutan liar di sekolah/madrasah setelah
dikeluarkannya 58 jenis pungli oleh tim Saber Pungli menjadi kendala
penghimpunan dana untuk mendukung pengembangan madrasah dan pembelajaran.
Banyak sekolah/madrasah yang gelisah dan akhirnya menghentikan berbagai upaya
untuk menghimpun dana tersebut.
Kondisi tersebut berbeda bagi MIN Sumurrejo, Gunung Pati Semarang. Madrasah
dampingan USAID PRIORITAS ini malah menambah program untuk menguatkan
penghimpunan dana di masyarakat. Hal tersebut karena mereka merasa bahwa semua
pihak dengan sukarela dan tanpa paksaan memberikan sesuatu untuk pengembangan
peserta didik. Di Madrasah ini sudah ada kesepahaman, saling mengerti, dan
tidak ada pemaksaan. Mereka telah satu visi untuk bersama-sama mengembangkan
madrasah.
Pasca mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS. Madrasah bersama komite
melakukan beberapa hal untuk menggalakkan dan mendukung program madrasah.
Pertama, komite bersama dengan kepala madrasah awalnya menawarkan iklan secara door
to door ke industri di lingkungan madrasah. Akhirnya, setelah
diberikan penjelasan, industri mulai tertarik dan mau beriklan. Iklan eksklusif
tersebut dipajang sepanjang jalan ke madrasah. Iklan tersebut berisi visi misi
dan 5 budaya kerja Kementerian Agama dengan penambahan nama industri yang di
iklankan. Per iklan di hargai Rp. 150.000 per tahun. Pada tahun kedua, iklan
eksklusif tersebut dilelang.
Iklan tersebut terlihat sangat unik. Selain berjajar rapi, iklan
menunjukkan badan usaha kecil yang selama ini tidak terlalu diperhatikan oleh
orang-orang. Dan ternyata madrasah ini mampu memberikan ruang bagi mereka untuk
menunjukkan eksistensi mereka. Hal ini memfasilitasi hubungan simbiosis
mutualisme bagai madrasah dan industri/usaha.
“Pemilik industri kecil sampai menengah kita berikan penjelasan tentang
benefit sampai pahala, yang akan mereka dapatkan jika beriklan di madrasah
kami. Akhirnya mereka setuju. Ada dari usaha produksi tahu, industri pemerahan
susu, sampai usaha fotokopi. Mereka mengaku ada kemajuan pendapatan setelah
beriklan di madrasah,” kata Kepala MIN Sumurejo Subiyono, M.Pd dengan semangat.
Iklan tersebut juga menambah kepedulian industri dan usaha kepada madrasah.
Mereka seringkali melihat dan berkunjung untuk sekedar melihat iklan dan
kadang-kadang membantu pembenahan hal-hal kecil di madrasah. Mereka terlihat
senang dan bangga nama usahanya bisa dipajang di depan madrasah bersanding
dengan visi-misi Kemenag atau madrasah.
“Benefit lainnya adalah madrasah merasa ada mitra industri dan usaha yang
menjadi partner. Sehingga semakin banyak yang peduli dengan madrasah,” lanjut
Subi. Total 10 Iklan yang telah dipasang di depan madrasah. Anak-anak dan
orangtua juga semakin mudah mengetahui visi dan misi yang ingin dicapai oleh madrasah.
Hal tersebut membuat mereka semakin yakin untuk mensekolahkan anaknya di
madrasah tersebut.
Kedua, di bentuk komite kelas untuk mendukung
pengembangan setiap kelas. Setiap minggu disusun daftar piket kehadiran dan
setiap bulan rapat bersama. Tugas komite ini adalah mendampingi dan
memfasilitasi segala kebutuhan yang ada di kelas tersebut.
Ketiga, diadakan infaq serbaguna yang dilakukan tanpa paksaan dan sukarela.
Infaq serbaguna ini dikelola oleh komite kelas. Setiap hari Jumat mereka
mengumpulkan infaq sukarela ini. Setiap bulan pendapatan masing-masing kelas
dihitung bersama dalam rapat komite madrasah. Rata-rata sebulan kas yang masuk
sebesar Rp 4-8 juta.
Keempat, untuk menambah income madrasah
dalam rangka mendukung pembelajaran, komite bersepakat dengan pedagang untuk
menyewakan tempat yang digunakan untuk berdagang di lingkungan madrasah.
Pedagang yang berada di jalan diberikan 4 waktu untuk berjualan yaitu, pukul
07.00-08.00, 08.00-09.00, dan 09.00-10.00 serta 12.00-13.00 .
Setiap jam pedagang ini harus menyewa sebesar Rp. 2.000 yang diberikan
kepada komite. Sedangkan pedagang di dalam madrasah memberikan Rp. 20.000 dan
pedagang di sebelah madrasah sebesar Rp. 12.000. Komite juga memberikan
kesempatan kepada orantua siswa untuk ikut berdagang atau sekedar menitipkan
jajanan di koperasi di dalam madrasah. Hasilnya ternyata cukup menggembirakan
untuk mendukung pengelolaan madrasah.
Kelima, komite juga menganggarkan secara rutin
bila ada warga yang sakit untuk dijeguk dan diberikan santunan. Baik dari
pedagang, orangtua siswa, siswa, maupun guru.
Sinergi komite ini, ternyata membuahkan hasil. Ikatan kekeluargaan orang
tua, masyarakat dan madrasah menjadi sangat kuat. Mereka secara sadar dan
bergotong royong memfasilitasi kebutuhan madrasah. Di mulai dari penyediaan
kebutuhan pembelajaran, pembuatan mushola, pondok baca, bahkan membuatkan
ruang kelas yang eksklusif untuk kelas 3 dari sinergi tersebut.
Sarana fisik tersebut untuk menjawab kebutuhan dari siswa yang kekurangan
tempat yang layak untuk sholat, membaca, dan belajar di dalam kelas.
“Semua ini kami laksanakan untuk memenuhi tanggungjawab kami sebagai
orangtua siswa. Anak-anak kami sekolah di sini, jadi kami harus
bersinergi untuk memfasilitasi yang terbaik untuk mereka,” ungkap ketua komite
madrasah KH Rohani Amin.
Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Tengah Dr Nurkolis MM mengatakan bahwa
madrasah ini merupakan satu dari sekian sekolah mitra di Jawa Tengah yang
berhasil menerapkan prinsip manajemen berbasis sekolah yang dilatihkan USAID
PRIORITAS secara baik. Prinsip itu adalah transparansi, akuntabilitas dan
partisipatif.
“Bila sekolah menerapkan tiga prinsip tersebut maka sinergisitas semua
elemen madrasah akan terbangun. Hal tersebut akan berdampak positif untuk
kemajuan madrasah.” ungkap Doktor bidang manajemen tersebut. (HG99/Hms).
Posting Komentar