Oleh Lilik Puji Rahayu, S.Pd.,
M.Pd
Penulis Merupakan Guru SD
Supriyadi Semarang
“Guru adalah sebuah profesi yang menuntut keahlian, tanggung jawab,
dan kesetiaan. Ketika
guru berhenti memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya, maka ketika itu juga
tingkat pengaruh guru terhadap siswa menurun. Kunci utama pendidikan tergantung
pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) guru. Untuk mendapatkan
guru-guru yang berkulitas, manajemen sekolah menjadi pintu utama. Sedangkan
untuk menghasilkan manajemen sekolah yang mumpuni, maka kepala sekolah menjadi
faktor kuncinya.”
Pada Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (pasal 1,
butir 1), menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Di dalam sebuah institusi pendidikan, guru merupakan pioner terpenting.
Menjadi guru merupakan sebuah panggilan jiwa. Guru adalah representasi kemuliaan
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui proses pendidikan. Pahlawan tanpa
tanda jasa yang tersemat padanya, tidak cukup untuk dijadikan sebagai tolak
ukur dalam menghargai jasa-jasa yang telah dilakukan demi mencetak generasi
bangsa yang berkarakter mulia.
Saat ini, tugas dan tuntutan guru telah berubah. Para guru harus bisa
menyesuaikan dan memenuhi tuntutan kebutuhan siswa abad ke-21, yang meliputi
aspek berpikir kritis, kemampuan merumuskan, memecahkan masalah, kreatif dan
inovatif, skill berkomunikasi, dan penguasaan
Informasi dan Teknologi (IT). Seorang guru memiliki tanggung jawab besar bagi
pendidikan nasional, dimana tidak hanya terkait dengan prestasi belajar namun
juga keberhasilan siswa dalam kehidupannya sebagai hasil pendidikan. Guru
merupakan orang tua kedua siswa, yang menjadi penuntun dan panutan sikap serta
emosional siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Loyalitas Profesi
Dalam proses belajar mengajar seorang guru tak hanya menilai prestasi
belajar siswa, akan tetapi seorang guru difungsikan sebagai teladan yang mampu
melahirkan generasi muda yang memiliki karakter yang merujuk pada moralitas,
integritas, serta loyalitas.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ada beberapa sinonim kata yang
menjelaskan makna dari kata loyalitas, antara lain adalah, Kesetiaan, Kepatuhan,
Ketaatan, Komitmen dan Pengorbanan. Dalam konteks profesi, loyalitas lebih
dekat padanannya dengan ‘Ketaatan’, karena memang kata ‘Ketaatan’ lebih tepat
kalau dipadupadankan dengan kata profesi. Jadi makna yang terkandung dalam
"Loyalitas Profesi" adalah ketaatan pada profesi yang dilakukan
dengan penuh tanggung jawab dan siap rela berkorban demi pengabdian pada
profesi.
Loyalitas premium guru, diwujudkan dengan perilaku guru taat menjalankan
tugas dengan tulus ikhlas tanpa pamrih, guru tidak hanya terjebak dalam ruang
kelas dengan rutinitas mengajar lalu mengutak-atik sederet nilai, melainkan
juga memperhatikan setiap perkembangan motivasi, emosional dan karakter tiap
individu siswa. Loyalitas premium guru bukan hanya persoalan manajemen
kedisiplinan dan peningkatan kualitas diri guru melainkan kesadaran akan
filosofi dasar pendidikan yang tercermin secara langsung dari ucapan, perilaku,
karakter, dan tindakan guru dalam keseharian.
Lalu apa yang harus dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin yang
membawahi para guru agar menghasilkan guru dengan loyalitas premium?
Kedua,
mampu menjadi mentor dan motivator agar guru mampu meningkatkan layanan
pendidikan menjadi sebuah emotional attachment terhadap kepentingan
terbaik siswa. Keteladanan kepala sekolah dalam memperjuangkan prestasi serta
kebutuhan belajar siswa harus dapat dilihat sebagai contoh menyenangkan bagi
guru.
Ketiga,
membangun team yang solid terutama
menciptakan tumbuhnya sense of ownership guna menghadapi
tantangan yang dihadapi bersama. Dengan melakukan berbagai kegiatan bersama
dengan diselingi memasukkan nilai-nilai pendidikan akan semakin meningkatkan
keeratan hubungan dalam tim.
Keempat,
menjadi fasilitator untuk memfasilitasi ide-ide kreatif dari setiap guru dan
mempertimbangkannya dengan menjadikannya program kegiatan pembelajaran yang
berpotensi meningkatkan life skill siswa.
Semangat juang guru sebagai orang yang memiliki loyalitas premium sering
kita dapatkan setiap harinya di lingkungan pendidikan. Dalam setiap proses
pendidikan di sekolah guru-guru selalu berpesan “Tekunlah belajar, Nak, kelak jadilah
orang yang berhasil lebih dari bapak dan ibu guru”. Pesan-pesan demikian
menyiratkan bahwa kebanggaan seorang guru adalah ketika melihat siswa-siswanya
berhasil, melebihi keberhasilan dari gurunya.
Atas dasar butir-butir pemikiran di atas tidak perlu diragukan lagi
bahwa pekerjaan sebagai guru adalah satu jenis loyalitas profesi. Dengan dasar
itu pula bisa ditumbuhkan hal-hal mendasar untuk mendukung keberadaan profesi
guru dan citra guru sebagai pendidik yang taat pada pekerjaan. Yang paling
penting sebagai muaranya adalah berkembangnya rasa “loyalitas profesi” sebagai
seorang guru yang taat pada profesi, penuh bertanggung jawab dan siap berkorban
demi pengabdiannya pada pendidikan. (*)
Posting Komentar