Oleh Lisa Virdinarti Putra, M. Pd.
Usia tidak
menentukan apakah dapat berinvestasi ataupun tidak. Sebagian besar pelajar
belum ada yang mengalokasikan sebagian uangnya untuk ditabung atau
diinvestasikan. Mereka masih menggunakan
uang untuk memenuhi kebutuhan pokok, keinginan, dan kebutuhan saat ini saja.
Padahal mereka dalam pembelajaran telah diberikan ilmu mengenai cara
berinvestasi.
Penanaman
nilai – nilai literasi keuangan sedini mungkin akan sangat berpengaruh terhadap
pemahaman dan pengetahuan tentang literasi keuangan dan juga tingkat kesejahteraan di masa yang akan datang.
Metode yang digunakan adalah metode partisipasi aktif melalui tahapan : 1)
sosialisasi program; 2) penyampaian materi; 3) pelatihan; 4) pemanfaatan
produk; dan 4) monitoring dan evaluasi (monev).
Siswa perlu
diberikan edukasi dalam hal melakukan pengelolaan keuangan baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Peningkatan pemahaman mengenai pengelolaan
keuangan (financial literacy),
kemampuan membuat alat bantu dalam pengelolaan keuangan dalam hal ini dibantu
oleh dompet harian dan “Diary Cerlang”
yang merupakan produk yang memiliki nilai fungsional.
Tanggapan
positif dari siswa dalam pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan dompet harian
dan menggunakan Diary Cerlang yang
merupakan hasil produk pengabdian. Siswa
mengalami peningkatan kemampuan menggunakan produk meningkat 29% (semula 65%
menjadi 94%). Dalam pengaplikasiannya dibantu dengan “Diary Cerlang” yang membantu mereka dalam pencatatan keuangan
sehari-hari mereka. Sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan pemasukan
mereka.
-Dosen PGSD Universitas Ngudi Waluyo Ungaran,
Kabupaten Semarang.
Posting Komentar